Mencontek: Aksi untuk Indonesiaku – Sedikit catatan
kecil dari saya yang disertakan dalam Aksi Untuk Indonesiaku oleh Lintas.me.
“Ih, kamu mencontek ya??”“Siapa bilang?”“Itu, buku apa di laci?”“Ssstt.. Kalau tidak begini, nanti nilai saya kecil.”
Ya. Itulah sedikit gambaran mencontek.
Mencontek. Kata yang sering kita dengar, terutama di
bangku sekolah. Dari sekolah tingkat dasar sampai tingkat tinggi.
Biasanya, tujuan utama dari mencontek untuk mendapat
nilai yang besar dan memuaskan. Tapi, apa benar, nilai besar yang diperoleh
dari hasil mencontek akan terasa memuaskan?
Mungkin, sebagian orang yang tidak peduli dengan “proses”
akan merasa puas-puas saja.
Namun, berbeda dengan orang yang menghargai proses.
Mereka merasa hampa manakala nilai besar yang didapat merupakan hasil
mencontek. Malah, bisa jadi mereka merasa menyesal telah membohongi diri
sendiri. Saat teman-temannya mendapat nilai besar bukan dari proses yang jujur,
sedangkan dia mendapat nilai kecil namun itu merupakan hasil kejujurannya, maka
dia tetap merasa puas dan bangga.
Berikut merupakan kisah nyata dari seorang sahabat:
Seorang siswi SMA baru saja memperoleh daftar nilai hasil Ujian Nasional (UN). Ada dua perasaan berbeda ketika melihat nilai terkecil Matematika 5,25. Memang, kala UN, matematika terasa sangat sulit. Dan Fisika juga sangat sulit kala itu. Nilainya cukup lumayan meski bukan nilai terbesar di daftar nilainya: 6,25. Muncul perasaan berbeda.
- Menatap nilai matematika. Dia cukup puas. Meski nilai itu kecil, namun itu karena usahanya sendiri. Tak ada rasa menyesal melihat nilainya kecil dibandingkan kawannya yang nilai matematikanya rata-rata diaatas 7.
- Menatap nilai Fisika, ada perasaan aneh. Dia merasa itu bukan nilainya. Mengapa? Karena Kala UN berlangsung, dia merasa kesulitan menyelesaikan soal demi soal. Selanjutnya, ada seorang kawan yang memberikan jawaban padanya. Dan dia menerimanya. Kini, dia merasa telah membohongi dirinya sendiri akan nilai fisika tersebut. Dia acapkali berfikir, seandainya UN fisika itu dia kerjakan sendiri, bagaimana hasilnya? (note: Selain Fisika, semua mata pelajaran UN dia kerjakan dengan usahanya sendiri. Saya sangat percaya itu, karena saya tahu seperti apa sahabat saya ini)
Seorang dosen saya sering berpesan berulangkali
tanpa bosan: “Cobalah untuk jujur pada diri sendiri dan malu jika mencontek”
Sederhana, namun sangat mengena dan harus ditanamkan
dalam-dalam pada diri kita sendiri.
Marilah biasakan mulai dari kecil untuk selalu
jujur. Bukan hanya jujur lisan namun, juga jujur perbuatan.
Siapa yang untung jika kita jujur tidak mencontek?
Tentu saja diri sendiri. Orang lain akan mengikuti merasa diuntungkan dengan
kejujuran kita.
Marilah tinggalkan mencontek. Jika belum bisa,
mulailah sedikit demi sedikit, perlahan tapi pasti. Bersama, kita bisa. Untuk
diri sendiri dan untuk Indonesia yang lebih baik.
Demikianlah, sedikit catatan kecil dari saya yang berjudul Mencontek: Aksi untuk Indonesiaku
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.
Salam,
No comments:
Post a Comment