
#Postcard Fiction: Langit sudah menampakkan gurat merahnya. Iseng, dari jalan pagi, kucoba pulang melalui jalan berbeda yang baru pertama kulalui, menambah suasana baru. Aku terhenti kala melewati pemakamam umum. Nampak enam beberapa anak. mungkin berusia 6 – 7 tahun, tersebar merunduk berkantong plastik.
Memungut putih-putih bertaburan di tanah merah lembab beraroma embun pagi.
Beberapa kantong plastiknya terisi kamboja hampir setengah penuh. Ya. Mereka
adalah pemungut bunga kamboja.
Aku tak lagi malanjutkan sekolah. Cukup tamat SMP. Sebagai
anak tertua kuharus mengalah untuk kelima adikku yang masih SD. Kutahu, emak
seorang akan bertambah beban jika aku memaksa lanjut ke SMA. Kuputuskan untuk
bekerja pada Pak Jalal. Mengais barang rongsokan. Ya. Aku lebih sering bermain
menyusuri jalanan dan tempat pembuangan sampah, membawa karung dan gerobak tua.
Berharap mendapat gelas-botol plastik, kardus, maupun besi.
Berbulan-bulan mencari rongsokan, rasanya jenuh.
Suatu sore aku beristirahat di tepian sungai, karungku sudah lumayan penuh. Beberapa
anak berjalan dari arah pemakaman di seberang sungai. Tangannya menggenggam
plastik penuh kamboja.
“Dek, habis mencari
bunga kamboja?” tanyaku ramah. “Untuk apa bunga-bunga itu?”
“Untuk dijual, Kak.
Tapi dikeringkan dulu,” jawabnya polos.
“Laku berapa kalau
dijual?”
“Biasanya lima ribu
kalau basah. Tapi, kalau dikeringkan dulu jadi dua puluh ribu, satu kilonya.
Kata Mbok, ini untuk buat minyak wangi.” jawabnya. Aku tersenyum. Tiba-tiba,
otakku menjadi otak bisnis.
Bermodal penghasilan selama ini yang kusisihkan,
kubeli beberapa bibit bunga kamboja. Kutanam di halaman belakang rumah
peninggalan kakek yang cukup luas. Sambil menunggu pohon kamboja itu tumbuh
besar, aku tetap mencari rongsokan juga memungut kamboja seperti mereka.
****
Dari bibit-bibit kamboja itu, kini kelima adikku bisa
kuliah dan lulus semua. Kebun kambojaku pun tumbuh berhektar-hektar. Sebuah
perusahaan besar minyak wangi mempercayakan persediaan kamboja keringnya
padaku.
Tak terasa air mataku mengalir. Segera kuabadikan
momen anak-anak pemungut kamboja di pemakaman itu dan segera pulang, mengantar
istriku ke pasar. =End=
![]() |
Anak-anak Pemungut Bunga Kamboja |
6 comments:
diikutsertakan dalam #Postcardfiction @Kampungfiksi with smartfren
Semoga menang.......
aamiiin.. :D
thanks, tapi banner kami dipasang di badan blog kamu ya :)
siipp... :)
Udeh benerrrrrrrr :)
Post a Comment