Bagikan link, dapat dolar

Kisah Gadis Kecil dan Empat Bocah [Fiksi]

Kisah Gadis Kecil dan Empat Bocah - Kembali hadir kisah si gadis kecil menemani kita semua. Ini merupakan repost dari notes fb saya,, Hmm, rasanya sudah lama tak menulis kisah si gadis kecil. (Dan artinya sekarang juga semakin bertambah lama tak menulisnya). Siapakah gerangan si gadis kecil? Di lain kesempatan, akan saya perkenalkan (tentu dengan seijin si gadis kecil.. Hehee... (^_^))

Yupss, silakan menyimak >>>>>

============== Gadis Kecil dan Empat Bocah ==============

Siang itu pukul 10.30. Udara panas menyengat kulit yang terpapar matahari. Aku yang sedang menjemur pakaian pun tak luput dari sengatannya.

Tak jauh dari tempatku berdiri, ada si gadis kecil sedang mengamati empat bocah yang berkumpul berteduh di bawah pohon di halaman. Kupikir mereka juga sedang menghindari sengatan sang surya. Namun, tidak dengan si gadis kecil. Dia tetap berpanas-panasan. Baskom kosong yang kugunakan untuk membawa cucian tadi telah beralih di kepalanya menjadi topi. Sedikit mengurangi rasa sengatan, dia semakin asik mengamati keempat bocah.

Keempatnya ada yang duduk dan berdiri. Satu bocah sepertinya paling galak. Atau paling usil? Mungkin juga paling tua? Mereka berempat bersaudara dan satu ibu. Itulah yang kuketahui.  Mereka tidak kembar, rupa mereka berbeda. Namun, sekilas tampak sama. Kemunculannya di dunia ini pun hanya berselisih menit, jam, dan hari. Hanya dari warna pakaian mereka yang dapat dibedakan dengan cepat.

Salah satu bocah berteriak, mengaduh. Mungkin kesakitan. Leher belakang dan pundaknya dipatuk-patuk oleh si bocah galak. Beberapa kali bocah galak itu menggangu tiga saudaranya.  Sampai akhirnya, si bocah galak dan dua saudaranya berkelahi. Yang satunya hanya memperhatikan. Diam, tak ingin surut dalam perkelahian itu. Ya. Wajar jika akhirnya mereka berkelahi. Mereka semua jantan yang bergen XY.

“Hei!” gadis kecil itu tiba-tiba berteriak membentak sedikit keras. “Hei, kalian! Jangan berkelahi dong!” Ketiga bocah itu tak menghiraukan. Tetap berkelahi. “Hei!” bentaknya lagi. “Hush, hush, hush, hush, hush,” gadis kecil itu memisahkan mereka. “Kalian ini ya, jangan berkelahi. Yang akur geh, kan saudaraan,” ujar si gadis kecil menenangkan mereka sembari menjauhkan satu dengan lainnya.

Ketiga bocah itu pun berhenti berkelahi. Diam. Saling pandang di antara mereka dan pada si gadis kecil. “Nah, begitu dong. Akur,” ujar gadis kecil senang.

Tiba-tiba, adik si gadis kecil keluar dari rumah dan menghampirinya. “Kakak, bicara sama siapa?” tanyanya heran mendengar kakaknya ribut sendiri di halaman.

“Itu,” jawab si gadis kecil sambil menunjuk keempat ekor ayamnya yang masih kecil-kecil terikat di bawah pohon di halaman.

--_End_--


2 comments:

Unknown said...

i like fiction... ^_^
gambarnya out of area mbak...
but nice story... ^_^

Like it...

Unknown said...

Wah, iyaa..

kemren pas upload, koneksi rada error..

thanks dah mampir. :)

Daftar Isi